Kenangan masa lalu, rekaman masa kini dan keinginan untuk masa depan

Mengenang Akhlak Nabi Muhammad SAW: Air Mata Terurai Jatuh Tanpa Sadar

Posted in dakwah, tulisan by Khairul Hamdi on Januari 31, 2008

(Dikutip dari tulisan Nadirsyah Hosen dengan perubahan seperlunya)

http://calligraphyislamic.com/gallery002.htmSetelah Nabi wafat, seketika itu pula kota Madinah bising dengan tangisan ummat Islam; antara percaya – tidak percaya, Rasul Yang Mulia telah meninggalkan para sahabat. Beberapa waktu kemudian, seorang arab badui menemui Umar dan dia meminta, Ceritakan padaku akhlak Muhammad. Umar menangis mendengar permintaan itu. Ia tak sanggup berkata apa-apa. Ia menyuruh Arab badui tersebut menemui Bilal. Setelah ditemui dan diajukan permintaan yg sama, Bilal pun menangis, ia tak sanggup menceritakan apapun. Bilal hanya dapat menyuruh orang tersebut menjumpai Ali bin Abi Thalib.

Orang Badui ini mulai heran. Bukankah Umar merupakan seorang sahabat senior Nabi, begitu pula Bilal, bukankah ia merupakan sahabat setia Nabi. Mengapa mereka tak sanggup menceritakan akhlak Muhammad. Dengan berharap-harap cemas,
Badui ini menemui Ali. Ali dengan linangan air mata berkata, Ceritakan padaku keindahan dunia ini!. Badui ini menjawab, Bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini… Ali menjawab, Engkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Muhammad, sedangkan Allah telah berfirman bahwa sungguh Muhammad SAW memiliki budi pekerti yang agung! (QS. Al-Qalam[68]: 4).

Badui ini lalu menemui Siti Aisyah r.a. Isteri Nabi yang sering disapa Khumairah oleh Nabi ini hanyabismillah menjawab, khuluquhu al-Qur’an (Akhlaknya Muhammad itu Al-Qur’an). Seakan-akan Aisyah ingin mengatakan bahwa Nabi itu bagaikan Al-Qur’an berjalan. Badui ini tidak puas, bagaimana bisa ia segera menangkap akhlak Nabi kalau ia harus melihat ke seluruh kandungan Qur’an. Aisyah akhirnya menyarankan Badui ini untuk membaca dan menyimak QS Al-Mu’minun[23]: 1-11.
Bagi para sahabat, masing-masing memiliki kesan tersendiri dari pergaulannya dengan Nabi. Kalau mereka diminta menjelaskan seluruh akhlak Nabi, linangan air mata-lah jawabannya, karena mereka terkenang akan junjungan mereka. Paling-paling mereka hanya mampu menceritakan satu fragmen yang paling indah dan berkesan dalam interaksi mereka dengan Nabi terakhir ini.

Mari kita kembali ke Aisyah. Ketika ditanya, bagaimana perilaku Nabi, Aisyah hanya menjawab, ah semua perilakunya indah. ketika didesak lagi, Aisyah baru bercerita saat terindah baginya, sebagai seorang isteri. Ketika aku sudah berada di tempat tidur dan kami sudah masuk dalam selimut, dan kulit kami sudah bersentuhan, suamiku berkata, ‘Ya Aisyah, izinkan aku untuk menghadap Tuhanku terlebih dahulu.’ Apalagi yang dapat lebih membahagiakan seorang isteri, karena dalam sejumput episode tersebut terkumpul kasih sayang, kebersamaan, perhatian dan rasa hormat dari seorang suami, yang juga seorang utusan Allah.

Nabi Muhammad jugalah yang membikin khawatir hati Aisyah ketika menjelang subuh Aisyah tidak mendapati suaminya disampingnya. Aisyah keluar membuka pintu rumah. terkejut ia bukan kepalang, melihat suaminya tidur di depan pintu. Aisyah berkata, mengapa engkau tidur di sini. Nabi Muhammmad menjawab, aku pulang sudah larut malam, aku khawatir mengganggu tidurmu sehingga aku tidak mengetuk pintu. itulah sebabnya aku tidur di depan pintu. Mari berkaca di diri kita masing-masing. Bagaimana perilaku kita terhadap isteri kita? Nabi mengingatkan, berhati-hatilah kamu terhadap isterimu, karena sungguh kamu akan ditanya di hari akhir tentangnya. Para sahabat pada masa Nabi memperlakukan isteri mereka dengan hormat, mereka takut kalau wahyu turun dan mengecam mereka.

Buat sahabat yang lain, fragmen yang paling indah ketika sahabat tersebut terlambat datang ke Majelis Nabi. Tempat sudah penuh sesak. Ia minta izin untuk mendapat tempat, namun sahabat yang lain tak ada yang mau memberinya tempat. Di tengah kebingungannya, Rasul memanggilnya. Rasul memintanya duduk di dekatnya. Tidak cukup dengan itu, Rasul pun melipat sorbannya lalu diberikan pada sahabat tersebut untuk dijadikan alas tempat duduk. Sahabat tersebut dengan berlinangan air mata, menerima sorban tersebut namun tidak menjadikannya alas duduk akan tetapi mencium sorban Nabi.

Senangkah kita kalau orang yang kita hormati, pemimpin yang kita junjung tiba-tiba melayani kita bahkan memberikan sorbannya untuk tempat alas duduk kita. Bukankah kalau mendapat kartu lebaran dari seorang pejabat saja kita sangat bersuka cita. Begitulah akhlak Nabi, sebagai pemimpin ia ingin menyenangkan dan melayani bawahannya. Dan tengoklah diri kita. Kita adalah pemimpin, bahkan untuk lingkup paling kecil sekalipun, sudahkah kita meniru akhlak Rasul Yang Mulia.
Nabi Muhammad juga terkenal suka memuji sahabatnya. Kalau kita baca kitab-kitab hadis, kita akan kebingungan menentukan siapa sahabat yang paling utama. Terhadap Abu Bakar, Rasul selalu memujinya. Abu Bakar-lah yang menemani Rasul ketika hijrah. Abu Bakarlah yang diminta menjadi Imam ketika Rasul sakit. Tentang Umar, Rasul pernah berkata, syetan saja takut dengan Umar, bila Umar lewat jalan yang satu, maka Syetan lewat jalan yang lain. Dalam riwayat lain disebutkan, Nabi bermimpi meminum susu. Belum habis satu gelas, Nabi memberikannya pada Umar yang meminumnya sampai habis. Para sahabat bertanya, Ya Rasul apa maksud (ta’wil) mimpimu itu? Rasul menjawab ilmu pengetahuan.

Tentang Utsman, Rasul sangat menghargai Ustman karena itu Utsman menikahi dua putri nabi, hingga Utsman dijuluki dzu an-Nurain (pemilik dua cahaya). Mengenai Ali, Rasul bukan saja menjadikannya ia menantu, tetapi banyak sekali riwayat yang menyebutkan keutamaan Ali. Aku ini kota ilmu, dan Ali adalah pintunya. barang siapa membenci Ali, maka ia merupakan orang munafik.
Lihatlah diri kita sekarang. Bukankah jika ada seorang rekan yang punya sembilan kelebihan dan satu kekurangan, maka kita jauh lebih tertarik berjam-jam untuk membicarakan yang satu itu dan melupakan yang sembilan. Ah…ternyata kita belum suka memuji; kita masih suka mencela. Ternyata kita belum mengikuti sunnah Nabi.

Saya pernah mendengar ada seorang ulama yang mengatakan bahwa Allah pun sangat menghormati Nabi Muhammad. Buktinya, dalam Al-Qur’an Allah memanggil para Nabi dengan sebutan nama: Musa, Ayyub, Zakaria, dll. tetapi ketika memanggil Nabi Muhammad, Allah menyapanya dengan Wahai Nabi . Ternyata Allah saja sangat menghormati beliau.
Para sahabatpun ditegur oleh Allah ketika mereka berlaku tak sopan pada Nabi. Alkisah, rombongan Bani Tamim menghadap rasul. Mereka ingin Rasul menunjuk pemimpin buat mereka. Sebelum Nabi memutuskan siapa, Abu Bakar berkata: Angkat Al-Qa’qa bin Ma’bad sebagai pemimpin. Kata Umar, Tidak, angkatlah Al-Aqra’ bin Habis. Abu Bakar berkata ke Umar, Kamu hanya ingin membantah aku saja, Umar menjawab, Aku tidak bermaksud membantahmu. Keduanya berbantahan sehingga suara mereka terdengar makin keras. Waktu itu turunlah ayat: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya. Takutlah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha Mendengar dan maha Mengetahui. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menaikkan suaramu di atas suara Nabi. janganlah kamu mengeraskan suara kamu dalam percakapan dengan dia seperti mengeraskan suara kamu ketika bercakap sesama kamu. Nanti hapus amal-amal kamu dan kamu tidak menyadarinya (al-Hujurat 1-2)

Setelah mendengar teguran itu Abu Bakar berkata, Ya Rasul Allah, demi Allah, sejak sekarang aku tidak akan berbicara denganmu kecuali seperti seorang saudara yang membisikkan rahasia. Umar juga berbicara kepada Nabi dengan suara yang lembut. Bahkan konon kabarnya setelah peristiwa itu Umar banyak sekali bersedekah, karena takut amal yang lalu telah terhapus. Para sahabat Nabi takut akan terhapus amal mereka karena melanggar etiket berhadapan dengan Nabi.
Dalam satu kesempatan lain, ketika di Mekkah, Nabi didatangi utusan pembesar Quraisy, Utbah bin Rabi’ah. Ia berkata pada Nabi, Wahai kemenakanku, kau datang membawa agama baru, apa yang sebetulnya kau kehendaki. Jika kau kehendaki harta, akan kami kumpulkan kekayaan kami, Jika Kau inginkan kemuliaan akan kami muliakan engkau. Jika ada sesuatu penyakit yang dideritamu, akan kami carikan obat. Jika kau inginkan kekuasaan, biar kami jadikan engkau penguasa kami

Nabi mendengar dengan sabar uraian tokoh musyrik ini. Tidak sekalipun beliau membantah atau memotong pembicaraannya. Ketika Utbah berhenti, Nabi bertanya, Sudah selesaikah, Ya Abal Walid? Sudah. kata Utbah. Nabi membalas ucapan utbah dengan membaca surat Fushilat. Ketika sampai pada ayat sajdah, Nabi bersujud. Sementara itu Utbah duduk mendengarkan Nabi sampai menyelesaikan bacaannya.
Peristiwa ini sudah lewat ratusan tahun lalu. Kita tidak heran bagaimana Nabi dengan sabar mendengarkan pendapat dan usul Utbah, tokoh musyrik. Kita mengenal akhlak nabi dalam menghormati pendapat orang lain. Inilah akhlak Nabi dalam majelis ilmu. Yang menakjubkan adalah perilaku kita sekarang. Bahkan oleh si Utbbah, si musyrik, kita kalah. Utbah mau mendengarkan Nabi dan menyuruh kaumnya membiarkan Nabi berbicara. Jangankan mendengarkan pendapat orang kafir, kita bahkan tidak mau mendengarkan pendapat saudara kita sesama muslim. Dalam pengajian, suara pembicara kadang-kadang tertutup suara obrolan kita. Masya Allah!

Ketika Nabi tiba di Madinah dalam episode hijrah, ada utusan kafir Mekkah yang meminta janji Nabi bahwa Nabi akan mengembalikan siapapun yang pergi ke Madinah setelah perginya Nabi. Selang beberapa waktu kemudian. Seorang sahabat rupanya tertinggal di belakang Nabi. Sahabat ini meninggalkan isterinya, anaknya dan hartanya. Dengan terengah-engah menembus padang pasir, akhirnya ia sampai di Madinah. Dengan perasaan haru ia segera menemui Nabi dan melaporkan kedatangannya. Apa jawab Nabi? Kembalilah engkau ke Mekkah. Sungguh aku telah terikat perjanjian. Semoga Allah melindungimu. Sahabat ini menangis keras. Bagi Nabi janji adalah suatu yang sangat agung. Meskipun Nabi merasakan bagaimana besarnya pengorbanan sahabat ini untuk berhijrah, bagi Nabi janji adalah janji; bahkan meskipun janji itu diucapkan kepada orang kafir. Bagaimana kita memandang harga suatu janji, merupakan salah satu bentuk jawaban bagaimana perilaku Nabi telah menyerap di sanubari kita atau tidak.

Dalam suatu kesempatan menjelang akhir hayatnya, Nabi berkata pada para sahabat, Mungkin sebentar lagi Allah akan memanggilku, aku tak ingin di padang mahsyar nanti ada diantara kalian yang ingin menuntut balas karena perbuatanku pada kalian. Bila ada yang keberatan dengan perbuatanku pada kalian, ucapkanlah! Sahabat yang lain terdiam, namun ada seorang sahabat yang tiba-tiba bangkit dan berkata, Dahulu ketika engkau memeriksa barisa di saat ingin pergi perang, kau meluruskan posisi aku dengan tongkatmu. Aku tak tahu apakah engkau sengaja atau tidak, tapi aku ingin menuntut qishash hari ini. Para sahabat lain terpana, tidak menyangka ada yang berani berkata seperti itu. Kabarnya Umar langsung berdiri dan siap membereskan orang itu. Nabi melarangnya. Nabi pun menyuruh Bilal mengambil tongkat ke rumah Nabi. Siti Aisyah yang berada di rumah Nabi keheranan ketika Nabi meminta tongkat. Setelah Bilal menjelaskan peristiwa yang terjadi, Aisyah pun semakin heran, mengapa ada sahabat yang berani berbuat senekad itu setelah semua yang Rasul berikan pada mereka.

Rasul memberikan tongkat tersebut pada sahabat itu seraya menyingkapkan bajunya, sehingga terlihatlah perut Nabi. Nabi berkata, lakukanlah! Detik-detik berikutnya menjadi sangat menegangkan. Tetapi terjadi suatu keanehan. Sahabat tersebut malah menciumi perut Nabi dan memeluk Nabi seraya menangis, Sungguh maksud tujuanku hanyalah untuk memelukmu dan merasakan kulitku bersentuhan dengan tubuhmu!. Aku ikhlas atas semua perilakumu wahai Rasulullah. Seketika itu juga terdengar ucapan, Allahu Akbar berkali-kali. sahabat tersebut tahu, bahwa permintaan Nabi itu tidak mungkin diucapkan kalau Nabi tidak merasa bahwa ajalnya semakin dekat. Sahabat itu tahu bahwa saat perpisahan semakin dekat, ia ingin memeluk Nabi sebelum Allah memanggil Nabi.

Suatu pelajaran lagi buat kita. Menyakiti orang lain baik hati maupun badannya merupakan perbuatan yang amat tercela. Allah tidak akan memaafkan sebelum yang kita sakiti memaafkan kita. Rasul pun sangat hati-hati karena khawatir ada orang yang beliau sakiti. Khawatirkah kita bila ada orang yang kita sakiti menuntut balas nanti di padang Mahsyar di depan Hakim Yang Maha Agung ditengah miliaran umat manusia. Jangan-jangan kita menjadi orang yang muflis. Na’udzu billah…..

Nabi Muhammad ketika saat haji Wada’, di padang Arafah yang terik, dalam keadaan sakit, masih menyempatkan diri berpidato. Di akhir pidatonya itu Nabi dengan dibalut sorban dan tubuh yang menggigil berkata, Nanti di hari pembalasan, kalian akan ditanya oleh Allah apa yang telah aku, sebagai Nabi, perbuat pada kalian. Jika kalian ditanya nanti, apa jawaban kalian? Para sahabat terdiam dan mulai banyak yang meneteskan air mata. Nabi melanjutkan, Bukankah telah kujalani hari-hari bersama kalian dengan lapar, bukankah telah kutaruh beberapa batu diperutku karena menahan lapar bersama kalian, bukankah aku telah bersabar menghadapi kejahilan kalian, bukankah telah ku sampaikan pada kalian wahyu dari Allah…..? Untuk semua pertanyaan itu, para sahabat menjawab, benar ya Rasul!

Rasul pun mendongakkan kepalanya ke atas, dan berkata, Ya Allah saksikanlah…Ya Allah saksikanlah…Ya Allah saksikanlah! . Nabi meminta kesaksian Allah bahwa Nabi telah menjalankan tugasnya. Di pengajian ini saya pun meminta Allah menyaksikan bahwa kita mencintai Rasulullah. Ya Allah saksikanlah betapa kami mencintai Rasul-Mu, betapa kami sangat ingin bertemu dengan kekasih-Mu, betapa kami sangat ingin meniru semua perilakunya yang indah; semua budi pekertinya yang agung, betapa kami sangat ingin dibangkitkan nanti di padang Mahsyar bersama Nabiyullah Muhammad, betapa kami sangat ingin ditempatkan di dalam surga yang sama dengan surganya Nabi kami. Ya Allah saksikanlah…Ya Allah saksikanlah Ya Allah saksikanlah…..

41 Tanggapan

Subscribe to comments with RSS.

  1. Bambang Iswanto said, on Juni 25, 2008 at 8:01 am

    Ya… Allah yang Maha Suci, Maha Pengasih dan Penyayang telah aku rasakan dari bacaan ini tentang Ahlak dari seorang Nabiku, sungguh sangat berat aku rasakan atas perilaku pribadi yang banyak mengpar dari Ahlak Nabiku Ya Allah semoga aku diberi ijin untuk dapat contoh tauladan dari Nabiku, Alhamdulilah hirobil Alamin.

  2. abu maryam said, on Maret 19, 2009 at 2:37 am

    Ya Allah saksikanlah, kami benar-benar mencintai nabiMu yang mulia. hanya cinta yang kami punya, cintadan cinta. Allohummasholli ‘ala Muhammad wa ‘ala alimuhammad

  3. obay said, on Maret 25, 2009 at 4:54 pm

    allahuakbar bgtu besar rahmatmu.

  4. efendi said, on Maret 27, 2009 at 7:27 am

    Ya Alloh, maha besar engkau, betapa engkau telah tunjukan kepada seluruh manusia kebesaranmu, dengan engkau utus seorang rosul yang sangat mulia aklak dan budi pekertinya, semoga kita semua akan mendapat syafaatnya di hari kemudian nanti, amin ya robal’alamin.

  5. reza said, on Juni 8, 2009 at 7:18 am

    Bagi ikhwah fillah yang ingin lebih mendalami tentang akhlak rasulullah, sudah terbit buku ensiklopedia akhlah muhammad, best seller di timur tengah. silahkan klik :

    http://indonetwork.co.id/direct_selling_pena/1387159/ensiklopedia-akhlak-muhammad.htm

  6. Annisa said, on Juni 23, 2009 at 1:38 am

    Subhanallah… memang akhlaq nabi kita bagai adalah Al-Qur’an berjalan, tanpa cela
    betapa indah dan mulianya Al-Qur’an dan ISLAM, agama yang agung
    hanya saja kita umat-Nya yang belum benar2 mengamalkannya sebagaimana akhlak rasul.
    Astaghfirullah al adzhiim … 1000 x,
    ” ya Allah hamba sangat mencintai Rasul-Mu.. menetes deras airmata hamba membaca halusnya budi Rasulmu, .. dapatkah hamba bertemu dengan Rasul-Mu ya.. Allah…
    mengingat dosa-dosa hamba-Mu yang dhoif ini.. berilah tempat hamba bersama idola hamba….”
    kecintaanku kepada Rasul terasah sejak booming kaset CINTA RASUL-nya
    Sulis & Hadaad Alwi, terima kasih telah membuat aku & kel lebih dekat untuk mengenal Rasul Muhammad SAW, .. ya Rasul berikanlah hamba syafaatmu…
    Tolonglah hambamu di akhirat nanti..
    Allahumashalli ala Muhammad wa ala ali Muhammad

  7. hatta sulaiman m said, on September 6, 2009 at 3:34 am

    tulisan yang bagus membuat air mata jatuh, batal nda ya??

  8. sary mulya said, on Oktober 13, 2009 at 1:44 pm

    nabiku muhammad betapa aku pernah meragukanmu. tapi sungguh tidak ada maksudku untuk berpaling sedikitpun dari ajaranmu . maka tuntunlah aku ke jalan tuhanmu agar hidupku sesuai dengan kodrat dan irodahnya.

  9. ai atin tsamrotul fuadah said, on November 6, 2009 at 1:05 am

    nabi muhammad merupakan the big and the best superstar,,,,,,
    ga khan ada yg bisa menandingi beliau

  10. dwi said, on November 14, 2009 at 2:16 am

    Ya Alloh Azza wa Jalla, pertemukan aku dengan rasulullah Muhammad SAW di akherat kelak……
    rindu ini, cinta ini semoga membuatMu mempertemiukan aku dengan kekasihMu……

  11. AISYAH KAYLA ANABEL said, on Desember 4, 2009 at 2:33 am

    YA ALLAH, SUBHANNALLAH….
    BETAPA HEBATNYA NABI MUHAMMAD MU ITU…

    • Khairul Hamdi said, on Januari 1, 2010 at 6:27 am

      Allahamma shalli a’ala Muhammad wa ali Muhammad…

  12. ANNISA MAGHFIRA said, on Desember 4, 2009 at 2:35 am

    a Allah saksikanlah, kami benar-benar mencintai nabiMu yang mulia. hanya cinta yang kami punya, cintadan cinta. Allohummasholli ‘ala Muhammad wa ‘ala alimuhammad
    allahuakbar bgtu besar rahmatmu.
    Ya… Allah yang Maha Suci, Maha Pengasih dan Penyayang telah aku rasakan dari bacaan ini tentang Ahlak dari seorang Nabiku, sungguh sangat berat aku rasakan atas perilaku pribadi yang banyak mengpar dari Ahlak Nabiku Ya Allah semoga aku diberi ijin untuk dapat contoh tauladan dari Nabiku, Alhamdulilah hirobil Alamin.

  13. muhammad syahbudi said, on Februari 7, 2010 at 1:17 pm

    Allahuakbar, demi zat yg memegang jiwaku. sungguh Engkau Maha Pengasih lg Maha Penyayang. Engkau telah memberikan kenikmatan yang tak pernah hamba hitung, Ya Allah mantapkanlah hati hamba-MU ini untuk tetap selalu mengingat-MU. Ya Allah, ijinkan hamba-MU ini tuk berjumpa dgn Nabi Muhammad SAW.

  14. pioner2b said, on Februari 18, 2010 at 2:11 pm

    subhanallah..syukron atas tulisannya..
    semoga dapat menjadi teladan kita semua.

    jangan lupa kunjungi juga http://www.pioner2b.wordpress.com ^^

    jazakallahu

    • Khairul Hamdi said, on Februari 20, 2010 at 9:35 am

      sama-sama juga, mg jd pahala bg kita semua
      ok, segera mampir keblognya mas…

  15. tommy said, on Maret 7, 2010 at 5:59 am

    maha besar allah krn telah menurunkan seorang anak manusia yg mempunyai ahlak mulian n brhati suci…

  16. Mahfudz said, on Maret 18, 2010 at 7:46 am

    Sungguh Mulia cahaya malamku, betapa diada sekecil debu pun pengorbananku dibandingkan dengan cahaya pilihanku, wahai nabi Allah, kekasih Allah, pemilik wajah tertampan, pemilik akhlak terbaik, cahaya yang menerangi bumi. izinkanlah aku bersua dengan mu dan memeluk indahnya tubuhmu. Allahumma shalli ‘alaa sayydidina Muhammad wa’alaa alii Sayyidinaa Muhammad

  17. Rina said, on April 8, 2010 at 2:19 am

    Assalamu’alaikum
    subhanallah ya RabbQ,Btapa maha dahsyat penciptaanmu.smga d hr kemudian kami smuan mndapat syafaat dr kekasihMU Nabi Muhammad yg menjadi murabbi terbesar kita

  18. wahyu said, on Mei 11, 2010 at 2:56 pm

    ALLAH menggetarkan hati kita wahai saudara q..
    SUBHANALLAH..
    YA SAYYIDI YA RASULULLAH..

  19. fidoh Dido said, on Juni 10, 2010 at 2:53 am

    Allaahu akbar…Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin w’alaa aalihii washahbihii wasaallim….Ya Allah ‘ tiada akhlaq sesempurna akhlaq kekesihMu…RasulMu, Muhammad SAW

  20. PONTIANAK said, on Juni 23, 2010 at 1:13 am

    andaikan semua umat meniru ahlak nya nabi muhammad s.a.w betapa damai nya dunia ini

  21. ricky hari said, on Juni 27, 2010 at 5:40 am

    AllahUmma shalli a’ala Muhammad wa ali Muhammad…maha besar ALLAH bersyukur lah kita yang termasuk umat RASULULLAH..junjungan kita….ya ALLAH izinkan lah aku bertemu rasulullah di akhirat kelak.berilah rahmat dan hidayah MU tunjukan lah jalan yang lurus.jalan yang ENGKAU ridhoi….amin

  22. Ikhwan said, on Juli 3, 2010 at 3:16 pm

    Yaa Alloh… Yaa Rohman Yaa Rohim, Segala Puja dan Puji untuk-Mu… Tidak ada Sekutu bagi-Mu… Tidak ada Satupun yang bisa Menandingi-Mu dan Menyamai-Mu.
    (Laa ilaha Illalloh Muhammad Rasululloh)…. Yaa Alloh, ijinkan aku Mencintai-Mu dan Nabi Muhammad Sollollohu ‘alaihi wa sallam sampai yaumil kiamah… Amiiin

    Yaa Alloh… Yaa Alloh… Yaa Alloh (Dzat yg Maha Tunggal/ Maha Satu).
    Ijinkan aku selalu Istiqomah dan Tawakkal kepada-Mu yaa Alloh… Amiiin
    Ijinkan aku menjadi Hamba yg Taat pd perintah-Mu sampai yaumil kiamah… Amiiin

    Yaa Alloh… Yaa Alloh… Yaa Alloh, Sampaikan Salam dan Hormatku pada Junjungan Umat Islam, Nabi Alloh, Nabi Mulia, Penghulu dan Penutup Para Nabi dan Rosul Muhammad SAW (Allohumma solli ala muhammad wa ala aali muhammad)… Amin.

  23. angga pangestu said, on Juli 3, 2010 at 7:51 pm

    ya Allah jadikan aku sebagai umat Nabi SAW yang menghidupi Sunnah Beliau SAW, ya Allah kumpulkan aku bersama-MU dan Nabi-Mu ya Rabb, sungguh apabila aku membaca sirah tentang akhlak Nabi SAW rasanya air mata ini terus mengailr karena kecintaan ku terhadap Baginda SAW, ya RAsulullah dalam mengenangmu Kami susri lembaran sirah-Mu, pahit getir perjuanganmu membawa cahaya kebenaran.

  24. Naryo Sholeh said, on Juli 30, 2010 at 2:40 am

    SuBhanallah…
    Dngan Ridlo-Mu Yaa Allah Ingatkan Q Setiap Detik kepada KekasihMu,Insan Yang Paling Mulia di Muka Bumi ini….

  25. alfiza said, on Agustus 13, 2010 at 7:54 am

    Ya Rosul salam alaik ya habib salam alaik.engkau matahariku engkau rembulanku engkau cahaya di atas cahaya, engkau lentera hatiku….

  26. neza said, on Agustus 19, 2010 at 1:23 am

    kapan nabi muhammad meninggal

  27. mansyur alhabsyi said, on Januari 2, 2011 at 3:04 am

    Masya Allah tanpa terasa dada terasa sesak disertai kesedihan kehalusan budi dan akhlak Rasulullah saw. Insya Allah kami dengan izin Allah dan luasnya kasih sayang dan cinta nya rasulullah kepada umatnya kita semua memperoleh syafaatnya, serta ampunan Allah swt amiiinn yaa …. robbal ;alamin. Allahumma sholli ‘ala syaiidinia Muhammad Wa ala ali syaidina Muhammad.

  28. Jemy Mokoginta said, on Februari 20, 2011 at 3:06 am

    Allahu Akbar

  29. sofyan KARIM said, on Februari 25, 2011 at 5:11 am

    YA ALLAH JADIKAN DALAM DIRIKU RINDU DAN SENANG MENDENGARKAN AJARAN-AJARANMAGAMA YANG DISAMPAIKAN NABIMU DAN JADIOKAN PULA DALAM DIRIKU KECINTAAN UNTUK MENGAMALKANNYA.DAN BIBINGLAH AKU SETERUSNYA KEJALANMYANG BENAR YANG ENGKAU REDHOI SEHINGGA AKU DAPAT BERTEMU DAN BERJUMPA DENGAN KEKASIHU YANG MULIA SEAFDHOL MAKHLUKMU. DAN JADIKANLAH AKU DAPAT MECIUM NABIMU YANG MULIA DIHARI KIAMAT AMIN YA RABBAL ALAMIN

  30. Janan Rasid said, on Juni 8, 2011 at 6:39 pm

    Alhamdulillah Saya Bisa Mendapatkan Baca’an Ini, Semoga Allah Membalas Amal Kebaikan Yang Membuat Tulisan Ini, Yang Membangkitkan saya untuk meniru Akhlak Nabi Yang Sangat Mulia Mengngagumkan.

  31. Mujiyono said, on Agustus 13, 2011 at 10:58 am

    Alhmdllah,…. Ini semua bisa kujadikan kaca benggala buat benahi diri yang makin jauh dari ahklak nabi,…smoga bermanfaat…amin.

  32. Vat astavat said, on Oktober 2, 2011 at 11:57 pm

    dan akupun menangis membacanya…

  33. Vat astavat said, on Oktober 2, 2011 at 11:59 pm

    Kisah Rasulullah dan pengemis yahudi buta
    Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata “Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya”. Setiap pagi Rasulullah s.a.w mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah s.a.w menyuap makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah s.a.w melakukannya hingga menjelang Rasulullah s.a.w wafat. Setelah kewafatan Rasulullah s.a.w tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

    Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, “Anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan”, Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, “Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja”. “Apakah itu?”, tanya Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah s.a.w selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana”, kata Aisyah r.ha.

    Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, “Siapakah kamu ?”. Abubakar r.a menjawab, “Aku orang yang biasa”. “Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”, jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri”, pengemis itu melanjutkan perkataannya.

    Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah s.a.w Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…. Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.

  34. Anonim said, on Oktober 17, 2011 at 9:50 am

    Subhanallah… izin share ya pak?

  35. Zahroh said, on Januari 10, 2012 at 8:37 am

    Subhanallah Allahumma sholi ala sayyidina muhammad…

  36. fitrah said, on Januari 11, 2012 at 1:13 pm

    air mata ini jatuh disaat membaca artikel ini…
    sholu a’la MUHAMMAD….

  37. Anonim said, on Juli 20, 2012 at 12:33 am

    nabi muhammad adalah orang yg sangat berjasa,sulit mempercayai dia meninggal dunia

  38. حسين الحامد said, on Desember 5, 2012 at 9:35 pm

    اللهم صل على سيدنا وحبيبي نا ومولنا محمد…

  39. Anonim said, on Januari 16, 2015 at 3:21 pm

    Allahummashalli alaa muhammad……yaa aku sgt mencintai nabimu tapi aku blm mampu membuktika kecintaanku pada rasulmu yaa rabby…maafkan hamba yaa rabby.


Tinggalkan Balasan ke Annisa Batalkan balasan