Kenangan masa lalu, rekaman masa kini dan keinginan untuk masa depan

Orang-orang suku Anak Dalam Jambi itu ternyata saudaraku

Posted in misceallous by Khairul Hamdi on Desember 22, 2009

Kejadian ini beberapa bulan dulu ketika adik saya Arif menelpon untuk mencerikan kisah ini. Dia bercerita begini, beberapa hari yang lalu warga Kubu Kerambil ibukota kecamatan Batipub didatangi oleh beberapa orang yang berpakaian kusut dan lusuh yang kelihatannya baru saja menempuh perjalanan yang cukup jauh. Rombongan itu kelihatan seperti sebuah keluarga yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dewasa dan anak-anak. Memakai pakaian yang compang-camping dan kelihatan sudah lama tidak diganti.
Rombongan ini berhenti di pasar Kubu Kerambil yang berdekatan dengan kantor Camat. Wargapun heran karena kedatangan rombongan ini yang mirip dengan gelandangan yang tidak pernah dijumpai sebelumnya. Lebih heran lagi karena terdiri dari rombongan orang tua dan anak.
Wargapun menanyakan asal dari musafir ini, rombongan ini menjawab dengan bahasa logat Melayu kalau mereka berasal dari Jambi. Mereka telah menyusuri derah Tebo, Muaro Bungo,yang merupakan daerah provinsi Jambi, kemudian masuk ke Dharmasraya, Sijunjung, Solok dan akhirnya sampai di Batipuh Tanah Datar.
Rombongan ini mengatakan kalau mereka berasal Kubu Kerambil, wargapun kaget bukan kepalang. Rombongan ini mengatakan kalau mereka disuruh oleh kepala suku untuk menyusuri daerah tempat mereka berasal, kepala suku yang sudah meninggal ini memberikan ranji silsilah nenek moyang dan lokasi daerah asal. Suku anak dalam ini mengatakan kalau merekan memang berasal dari daerah Kubu Kerambil di Batipuh. Wargapun heran dan tidak mempercayainya. Sebagai buktinya rombongan suku anak dalam dari Jambi ini mengatakan kalau mereka adalah keturunan salah seorang datuk di Batipuh,kemudian mengatakan kalau disalah satu lokasi ini pernah terdapat sebuah rumah gadang dengan ciri-ciri yang mereka sebutkan.
Rombongan suku anak dalam yang ternyata suku Kubu ini berbicara dengan logat melayu Jambi yang masih dapat dimengerti dengan baik. Ternyata apa yang dikatakan oleh suku anak dalam itu benar. Dikubu Kerambil memang pernah berdiri sebuah rumah gadang dengan ciri-ciri yang sama dengan apa yang mereka sebutkan,rumah gadang ini sudah diruntuhkan beberapa puluh tahun yang lalu karena sudah dimakan usia. Dilihat dari ranji silsilah yang diberikan kepala suku mereka, mereka berasal dari daerah Batipuh khususnya Kubu Kerambil.
Oh my God ternyata suku Kubu yang terdapat didaerah pedalaman Jambi ini masih bersaudara denganku. Mereka berasal dari suku Pisang sedangkan saya sendiri bersuku Sikumbang. Suku Pisang dan Sikumbang yang ada di Batipuh merupakan suku yang bersaudara. Sebagian dari orang berbagai suku Batipuh juga menetap di Pariaman dan beranak-pinak disana, sebagian lagi bermigrasi ke Negeri Sembilan di semenanjung Malaysia dan membentuk kesultanan Negeri Sembilan pada abad ke 16.
Terdapat dua versi kepindahan mereka dari daerah Batipuh menyingkir kepedalaman Jambi, versi pertama mengatakan kalau meraka adalah penganut Hindu atau animisme yang tidak mau berpindah keagama Islam ketika terjadi Islamisasi di ranah Minang. Mereka menyingkir kehutan dengan mempertahankan keyakinannya. Versi kedua, dikatakan bahwa suku anak dalam ini menyingkir kedalam hutan untuk menyelamatkan diri ketika daerah Batipuh dikuasai oleh penjajah Belanda.
Selanjutnya rombongan suku Kubu ini melanjutkan perjalanan menuju Payakumbuh untuk menyusuri daerah asal nenek moyang mereka yang juga sebagian berasal dari sana. Konon kabarnya penamaan suku Kubu didaerah pedalaman Jambi ini berasal dari nama Kubu Kerambil daerah asal nenek moyang mereka yang terdapat di Batipuh, dan ternyata orang suku Kubu ini bukanlah keluarga jauh karena kedua orang tua saya juga merupakan orang Batipuh.
ha..ha..ha

Senin 30 November 2009

Tagged with: , ,

50 Tanggapan

Subscribe to comments with RSS.

  1. besti said, on Desember 22, 2009 at 11:26 am

    wah, yang benar?? valid ga nih??
    kaget baca tulisan ini…..

    • Khairul Hamdi said, on Januari 1, 2010 at 6:07 am

      valid banget fina, orang-orang udah pada heboh dikampung koq

      • Field Marshall Sefri Murniwas said, on November 8, 2016 at 11:40 am

        Yo batue sanak, ko ndak salah thun 2009 kejadiannyo. cuma ndak terpublikasikan secara luas. seharusny pemerhati sejarah harus tanggap thd bukti sejarah yg sarupo iko

    • Anonim said, on Oktober 18, 2012 at 7:41 am

      kubu juga manusia

  2. ibnu said, on Maret 1, 2010 at 4:48 pm

    saya rasa itu ada benarbnya,karena saya pernah bertemu lansung dg orang kubu jambi, memang ada kesamaan adat minang dg adat mereka

    • Khairul Hamdi said, on Maret 17, 2010 at 10:34 am

      iya bung, kyaknya ada kesamaan

  3. yasr the bug said, on Maret 7, 2010 at 2:42 pm

    kabarnya mereka memang dari orang minang. bahasanya memang campur aduk minang dan melayu… hebat mereka masih mau menelusuri silsilah ranji…
    kebanyakan orang minang dirantau tidak mau tahu dengan silsilahnya keluarganya

    • Khairul Hamdi said, on Maret 17, 2010 at 10:37 am

      bisa jadi uni, karena orang Minang dirantau mungkin sudah melebur dengan masyarakat setempat sehingga tidak lagi memikirkan ranjinya…

  4. Dede martino said, on Maret 14, 2010 at 4:44 pm

    Saya agak kaget setelah mendapatkan tulisan ini, karena pada saat ini saya dengan sekelompok mahasiswa di Universitas Jambi sedang mengerjakan satu kegiatan pengembangan kerajinan tangan masyarakat suku anak dalam yang terdapat di Kabupaten Batang Hari. Kelompok Suku Anak Dalam tersebut tidak mau disebut dengan kubu, saya tidak mengetahui apa sebabnya. Tetapi setelah saya baca tulisan anda ternyata memang ada nama Kubu di Padang. Seharusnya memang dirunut kembali hubungan tersebut, karena ada beberapa dari mereka berasal dari dekat daerah perbatasan palembang dan ada yang dekat dengan perbatasan Sumatera Barat. Apakah mereka berasal dari dua daerah yang berbeda, kubu berasal dari sumateral barat, sedangkan suku anak dalam berasal dari Palembang?

    • Khairul Hamdi said, on Maret 17, 2010 at 10:36 am

      bisa jadi pak Dede kyak ini bisa dikaji lebih serius apa sebabnya mereka maleraikakn diri kehutan…

  5. DidiBenai said, on April 8, 2010 at 2:13 pm

    Tadi pagi ketika saya brkt ke kantor di Teluk Kuantan Kab. Kuantan Singingi, saya melihat sekelompok orang sptnya mereka satu keluarga (ciri2nya spt yg anda sebutkan dlm posting ini) berjalan kaki berpakaian yg udah lusuh. Setelah pulang kantor saya berjumpa lagi dgn mereka sedang meminta-minta di pasar dan saya beri uang 5 ribu rupiah krn uang saya hanya ada 12 ribu wkt itu, mungkin mereka juga dari suku anak dalam, kami tdk mengerti bahasa mereka. Agaknya perlu penelitian mendalam mengenai asal usul suku anak dalam ini termasuk suku kubu dan mengapa mereka mengungsi kehutan. Sebagai langkah awal tulisan anda bagus sekali dan saya senang membacanya. Trim’s atas infonya.

    • Khairul Hamdi said, on April 9, 2010 at 4:09 am

      betul pak Didi, saya rasa mungkin dahulunya di daerah Sumatera Tengah pernah terjadi pergolakan yang hebat, konflik atau peperangan sehingga banyak warga yang bermigrasi.
      tapi ini tentunya butuh kajian yang lebih dalam lagi.
      Saya belum mengetahui pasti apakah jurusan Sejarah/Sosiologi/Antropologi Unand atau Unja pernah melakukan studi ttg hal ini.
      terima kasih

  6. Sujatnika said, on Agustus 6, 2010 at 2:37 pm

    Tulisan ringan yang sangat menarik. Terima kasih banyak. Sangat membantu dalam menyambung2kan puzzle2 tentang Suku Anak Dalam. Cerita fakta yang dipaparkan mengkonfirmasi dugaan para ahli bahwa (sebagian) suku anak dalam berasal muasal dari sumatera barat. Boleh jadi mereka berasal dari satu suku, tetapi boleh jadi pula sebenarnya mereka berasal dari dua atau lebih suku berbeda. Salah satu upaya yg dapat dilakukan adalah mengundang para peneliti linguistik. Ahli linguistik sangat dapat diharapkan untuk menemukan asal muasal sebuah suku atau tribe group dengan melihat persamaan dan perbedaan bahasa yang digunakan.

  7. agus said, on Januari 22, 2011 at 2:08 pm

    berita baru nich……….

  8. Anonim said, on Februari 14, 2011 at 2:57 pm

    Sya sangat skt hati, wkt sya prtm kali sklh d ranah minang, karna sya dr jmbi d ejek2 dngan kata2 KUBU ANG. .

    • Khairul Hamdi said, on Februari 15, 2011 at 1:08 pm

      hallo kawan, saya juga prihatin dengan ejekan seperti itu. krn bernada rasialis dan tidak seharusnya kt sesama muslim saling ejek mengejek. krn yang mengejek belm tentu lebih baik dari yang diejek.
      Mungkn kita husnuzdan saja, ini hanya beberapa orang tertentu yang tidak tahu bahwa orang suku Kubu itu adalah saudara mereka juga. Walaupun saya belm tahu apakah bung orang suku Kubu atau tidak.
      saya orang Minang juga minta maaf atas kejadian itu, mudah2an tidak terulang lagi šŸ™‚

    • Fery. said, on Januari 21, 2016 at 2:38 pm

      Kenpa hrus mlu dblg kubu mski itu kubu atau org pntr tp ssunggh ny smu sm d hdpn thn tdk ad prbdaan sdg kn saya org kubu tp sya tdk mrsa mlu krna smua itu sdh d jd kn thn dn ssunggh ny dlm than tdk ad prbdaan.

  9. Anonim said, on Agustus 13, 2011 at 1:07 pm

    good blog… good article… pengunjung nyo sampai 25 ribuan… cerita bagus… kayaknyo anak antropologi lah bisa lakukan riset dari certita bang hamdi ko mah..

  10. Afriyanti Puspita Sari said, on November 2, 2011 at 12:11 pm

    omfg!lollz facebook.com.truba-xxx.tk/Image-QUZ6p4i0y1i.jpeg

  11. Setiadi Rasia said, on Maret 18, 2012 at 5:21 pm

    mantaaaaaaaap

  12. Anonim said, on Maret 30, 2012 at 10:35 am

    Mereka itu justru jdi suku yg unik dr ngra kita…hrsnya dlindungi…aq ja mski udh brda dngra org pling seneng bca ttg sku ank dlm …pngn bgt bsa brtmu mrka….dn tuk beberapa tk nyobain hdup kyak mrk psti asyik bgt

    • kevin said, on April 8, 2017 at 11:10 am

      muka lo unik kanyak pantat kamu kasihan delo

  13. afrizal said, on Mei 6, 2012 at 3:59 pm

    mantap artikel ko kwn, dari sejarah memang sebagian besar suku anak dalam dari daerah minang dan ada juga yang datang kemudian dari daerah lain spt palembang, seperti kata pepatah minang ” buruang ndak sakali inggok manusia indak sakali datang”. perpindahan mereka sewaktu islam pertama kali masuk ke daerah minang kabau……

  14. Anonim said, on Juni 13, 2012 at 6:37 am

    JJWJFWAFJWFWFWWWW
    W
    W
    W
    W
    W
    W
    W
    W
    W
    W
    W
    W

  15. candra said, on Juli 4, 2012 at 5:22 pm

    Selmat Reuni degan saudara2nya yang telah lama hilang bro. Peristiwa ini patut menjadi pelajaran bagi kita mereka yang kita anggap kubu memiliki kemauan untuk menjalin silatuhrahmi dgan saudaranya .

  16. candra said, on Juli 4, 2012 at 5:55 pm

    Untuk Hairul hamdi, Sebaikyanya anda juga harus pelajri baik2 apa benar mereka berasal dari suku minang, klau mereka membawa ranji berarti mereka membaw bukti tulisan sementara tulisan belum lama di kenal oleh adat minang (Setelah isalam masuk). kalo mereka lari karena tidak mau masuk islam berarti mereka tidak kenal tulisan. Sementara kita tahu, jauh sebelum islam masuk tanah minang masyarakat kita telah tertata rapi degan hukum2 adat minang yang tidak tertulis yang paham degan raso pareso. Apakah sudara hairul hamdi sikap dan perbuatan mereka sesuai degan nilai2 yang di ajrkan oleh para penghulu kita yang di ajarkan turun menurun sejak ribuan tahun lalu. Sedikit banyak juga saya tau bahwah orang minag sangat terbuka dan membuka diri terhadap hal2 baru tetapi tetap seleptif.

  17. Arif said, on Oktober 28, 2012 at 4:10 pm

    Mhn mf, Sy dari Suku koto, 7 koto dari 10 koto Batipuah harimau Campo Koto Piliang.
    Datuk Hitam yg turun dari nagari Pincuran, Sumpu-Malalo, Tanah Datar menetap bersama 2 saudara lainnya di ranjau kiri dalam wilayah bukit 30. selanjutnya turun ke Manna-bengkulu dan terakhir di Lampung.
    Anak rantau yg turun ke Pagar Alam berzuriat dgn Rejang. Tumbuhnya di Rawas (Makam Muning Jati-Musi Rawas).

    Rantau rawas turun ke wilayah Pamenang-Jelatang & pulang kekampung, namun tersesat diperjalanan. Suatu Hari mereka sampai di suatu kampung. Oleh Datuk Rajo Bungsu (Busu) diperkenan utk menempati kebun kelapa dan sekalian mengurus kebun tersebut.

    Kl tdk salah pd zaman sebelum Belanda mereka kembali ke Bangko….
    = Risalah Tua, belum diketahui jenis hurufnya (bukan kenis huruf Incung), namun dipegang oleh anak keturunan p’tuo Mat Topa di Bukit 12 =

    • Khairul Hamdi said, on Desember 19, 2012 at 2:27 pm

      Tarimokasih pak Arif atas informasinyo
      Batanyo ambo ciek untuk Risalah Tuo apakah Apak punyo naskahnyo, klw ado buliah ambo pinjam/copy untuk mengungkap sejarah kita rang Batipuah

      • Geo Alfarabi said, on Januari 15, 2014 at 7:44 pm

        kharul?yg namo jeffr tu tlg di blok sajo.mangalagak bkh darah urang awak dibueknyo mah,

  18. Anonim said, on November 14, 2012 at 9:32 am

    fuck buat org minang, y iyalah mngkin aj ad org minang yg terbuang lari kehutan n mengaku sbg suku kubu n memperluas keturunannx,. Whahahaha

    • idiot said, on Maret 8, 2018 at 4:44 am

      Fuck you to bitch

  19. rin said, on Desember 2, 2012 at 6:05 pm

    hmm rumit ya tp seru. itulah indonesiaaaa

  20. AIR DAN KEARIFAN LOKAL « rodamemn said, on Januari 25, 2013 at 1:41 am

    […] Gambar diambil dari sini […]

  21. jeFry said, on Januari 27, 2013 at 5:00 am

    Wajar orang kubu sama orang padang satu keturunan,contoh : sama sama pelit,suka berpindah dari satu tempat ke tempat lain,suka maling tanah,mau menang senDiri.pokoknya parah buruk semua sifatnya.

    • Fery said, on Januari 21, 2016 at 2:51 pm

      Mmng pantk babi jangn ngatain org smbrngn aq kubu emng lo mau ap pilat kau. Mna tau kau yg lbh parh dari it jngn mngira kubu itu bdh jka dia bodh gk mungkin dia bsh mmbls komentr mu biang di boto hodo biang. Ho biang, ngrti lo.?

    • jefry tolol said, on Maret 8, 2018 at 4:43 am

      Padang? Padang itu kota jefri goblok sangad kau ini,kau asal mana pantek? Nak kena tebas leher kau itu dengan kerambit?

  22. Rahmat said, on Februari 28, 2013 at 2:18 pm

    Jefri di pikir baru di tulis kecuali kalau ang tidak pernah berpendidikan

    • Fery said, on Januari 21, 2016 at 2:54 pm

      Kamu benar rahmat.

  23. rino sikumbang said, on Maret 31, 2013 at 8:45 pm

    betul,,,
    suku anak dalam berasal dari kubu karambia,,,
    karna saya pernah juga bercerita sama suku anak dalam mengunakan bahasa minang kabau dan dia pun mengerti ,,,,jadi jangan menghina suku anak dalam,,,karna menghina suku anak dalam berarti menghina orang minang

  24. roni said, on Juni 15, 2013 at 2:41 pm

    suatu pengalam yg menarik bsa brgaul dan melihat langsung kehidupan suku kubu kerambil

  25. Khalid said, on Juli 1, 2013 at 8:22 am

    Yg jlas suku kubu tidak pernah berasal dari suku manapun tpi dari etnis yg berbeda yg membaur secara utuh,meraka terbentu secara alami oleh alam yg asal mula mereka tidak perna di pengruhi oleh keada sosial yg mengmyebabkan mereka tersolir.

  26. Anonim said, on Desember 20, 2013 at 7:35 am

    ooooooooooooooooooooo^aja

  27. Holis said, on April 4, 2014 at 8:01 am

    Yo nian banyak kubu di tempat kami,,di sarolangun.

  28. Ady tiawarman said, on Juli 12, 2014 at 8:49 am

    Apakah luhah Sikumbang di Desa Seleman Kec. Danau Kerinci Kab. Kerinci Prov. Jambi masih ada pertalian silsilah keturunan dengan suku sikumbang di sumbar?

  29. Anonim said, on September 2, 2014 at 4:43 am

    pidio sxk

  30. sukma ayu said, on September 12, 2014 at 3:00 pm

    Wah bagus sekali cerita nya !

  31. Halim said, on Oktober 30, 2015 at 4:42 pm

    Pada awal tahun 50an ramai org kubu hijrah ke malaysia. Generasi ke3 mereka mengaku melayu.
    Ramai yg jadi professional. Peniaga. Pengusaha petani berjaya.ramai dapay biasiswa ke uk dan amerika. Ke Al azhar mesir. Mereka dapat bantuan penuh kerajaan.

  32. Fery.tampu bolon said, on Januari 21, 2016 at 2:28 pm

    Semua itu benar

  33. Azhari said, on Juli 17, 2018 at 8:59 am

    Kami juga mencintai kalian


Tinggalkan Balasan ke Anonim Batalkan balasan